This is the good-side of Social Media because it ain't damaging. It's pouring...

BismillahirRahmaanirrRahiim..

Honestly speaking, I have never hated anything else in the world worst than smartphone and social medias. I lost I think my life to it. I lost 'My Love' to it. 

To YOU, I need no king in this life. I only need truly an IMAM. because I'm still lacking in everything. The happiest and In-Love moment I've ever had was when you wake up early before Subh and waking me up too to join you. That day, my love for you was undoubtedly mountain high.

Before now, I dreamt and imagined a lot of sweet moments together with you while taking the new path of ours towards Him. And I'm still hoping...

Doa Pemanis Wajah

Sekadar berkongsi.
Bila dah tak dapat Etude ini je lah yang mampu dikongsikan :)

Preview for 'Azazeel'

Set in the fifth century AD in Upper Egypt, Alexandria and northern Syria, Azazel presents two parallel fights of the new religion (Christianity) and its believers on the one side and the old pagan religions and their believers on the other side. The other parallel fight takes place inside the monk Hiba whose life is a permanent fight between the two elements of his personality: the heavenly and the earthly elements, the pagan and the Christian. 

Azazel is another name for Satan, who, in religious mythologies symbolizes man’s inclination to do evil things. In art, however, especially in poetry, the Arabic word for the Satan is shaytan. When combined with the word “poetry”, it symbolizes the inspiration sources.

So Yousef Zidan’s Satan is all but negative, and has nothing to do with any rigid dogmas; it’s a symbol of man’s inclination to freedom, to dream and create.
Zidan’s Azazel is far more complex than that of the religious mythologies: he tempts Hiba into doing evil things, only to prove through the monk’s inner discourse, that this evil is nothing but a human’s purest repressed wishes.

Azazel is nothing but the hook on which we hang our taboo desires and our inclination for freedom. It is our inner voice, our pure ego, free of all religious and social rules. 

Too much for 'Aggregation'

Bismillahirrahmaanirrahiim ...


The destruction of a human nation,
The loss of great civilizations,
A time of great trial & tribulation,
Is it not time to seek a little redemption?

We create, we destroy, then we create again.
Why suffer this kind of indignation?
We were given the power to choose.
So let's choose the right destination.

Genocide , war and termination.
Have we lost all sensation?
These words need some retaliation.
Why all this human segregation?

We have made great error in miscalculation,
We have mastered the art of religious
misinterpretations,
How can we be sending others to eternal
damnation.
When in reality all of us are God's creation.

The day we learn to accept & tolerate,
Is the day fighting will no more escalate.
When you going to see that you and I are not
so different,
And this world aren't always got to be on the
you vs. me vs. him current.

Central Station

Have you been thinking well enough
About the things to choose?
Can you balance what you will gain
With what you risk to lose?

Are you making the better choice
Or just falling apart?
Think again about your life
With both your mind and heart

If you fail it's not that you have been tricked or betrayed
It's merely that you ave misjudged the path that you have laid

If you succeed in what you are
And feel much peace and result It's that you taken every
chance
And strived to be the best
Start thinking now and be yourself
And search in every place
Your dreams may be deep underground
Or high in outer space...

p/s : 'Sometimes to lose balance for something we want, Is part of living balanced life' -Ketut-

Abi Umi

Bismillahirrahmaanirrahiim :)

Bukan senang menjadi seorang anak.

Tambah-tambah anak sulung perempuan pertama dalam keluarga.

Kehidupanku awalnya hanya seorang kanak-kanak perempuan biasa ,

yang hanya menempek ke mana sahaja abi pergi.

Ibarat belangkas ,

Apa yang abi lihat itu yang aku lihat.

Apa yang abi makan itu yang aku makan,

Apa yang abi ngajikan itu yang aku dengar.

Rutin harianku sangat indah tatkala itu.

Hari-hari ku didendangi dengan kalam-kalamNya.

Tiada unsur cacat cela yang pernah masuk ke telingaku saat itu.

Setiap subuh dan maghrib akan abi dudukkan aku di atas pangkuanNya untuk diajar mengaji.

Alif Baa Taa ~ 3Amma Ya tasaaa aluun

Sebak.

Umi,

Susu , roti dan madu yang menjadi sarapan harianku

menjadikan aku 'manusia' tatkala itu.

Sehinggakan nasi pun tidak ku sentuh .

Bukan kerana apa , kerana sudah terbiasa dengan hidangan itu.

Dendangan makanan-makanan rohani yang kau dendangkan masih terngiang di telingaku.

Abi,

Laungan azan , khutbah dan syarah abi yang aku rindukan.

Sehinggakan hari-hari sanggup aku bertenggek di masjid hanya kerana mahu mengamatinya.

Hanya dengan memandangmu hati aku jadi tenang, sayu dan patuh.

Hanya abi yang mampu memberi perasaan itu.

Hanya abi dan umi.....

Sayang.

Kerana kini , aku tidak merasakan aku adalah aku.

Aku yang kini dan aku yang dahulu...............BERBEZA !

Aku yang kini dan aku yang dahulu...............LAIN !

Aku yang kini dan aku yang dahulu...............KONTRA !

Ya Allah HidayahMU yang aku perlukan.

Aku perlukan perlukan perlukan !

Aku sudah tidak mampu berdiri sendiri berbekalkan ilmu yang terbatas dan perasaan yang lemah ini.

Aku rindu yang amat amat amat padaMu Ya Allah

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim 4899)

Aku Mencari Imamku .

Bismillahirrahmaanirrahiim :)

Aku mencari imamku,

Yang mampu membimbingku,

Yang mampu membawaku,

Yang mampu menyuluhku

ke jalan Nya.

Aku mencari imamku,

Yang sanggup memikul,

Yang sanggup menjinjing,

Yang sanggup membahu

Kalam Nya.

Aku mencari imamku,

Yang bila suaranya mengaji,

Aku teralun bersama.

Yang bila dia bermadah,

Aku terusik.

Yang bila dia membelai,

Aku lena.

Aku mencari imamku,

Dalam lorong yang masih samar.

Tatkala malaikat melebarkan sayap

di dalam 'taman syurga' .

Dia tersuluh oleh satu jalur tepat kepadanya.

Imamku biarlah tidak sempurna

tapi mampu bermuhasabah kepada dirinya.

Imamku biarlah tidak mampu melihat mahupun mendengar

tapi mampu tunduk kepada arahanNya.

Aku berkehendak kepada apa yang DIA kehendak.

Sang tuhan lebih mahu yang terbaik dari apa yang aku mahu.

Yang ku harap semoga aku bertemu dengan imamku dalam redha Nya.

Ameen